HAKIKAT PENDIDIKAN IPA & BUDAYA IPA

  1. Hakikat Pendidikan IPA

   Kaitannya dengan keseluruhan kurikulum, bahwa terjadinya belajar pada peserta didik merupakan faktor utama yang paling penting dan harus diperhatikan dalam pembelajaran sains. Agar hal ini dapat tercapai, bahasa yang digunakan hendaknya dapat dimengerti oleh peserta didik dan berkesesuaian dengan teknologi yang ada, karena di sekitar kita penuh dengan hasil teknologi; dan memperhatikan tingkat perkembangan kemampuan peserta didik itu sendiri. Batasan yang dikemukakan Kirkham lebih tepat untuk pendidikan sains, sebab memasukkan unsur sikap, yaitu pada elemen konteks individu dan masyarakat, di samping unsur content dan process dari sains. Dalam pendidikan sains unsur sikap sangat penting dikembangkan selain unsur konsep dan proses.
      DeBoer (1991, 69-70) menyatakan bahwa Komisi Sains yang dipimpin oleh Otis W. Caldwell beranggotakan 47 orang, profesor dalam bidang pendidikan dan kepala sekolah Lincoln School memberikan rasional dalam kurikulum dan arah sains dalam pendidikan sesuai dengan yang diinginkan oleh sains agar pencapaian peserta didik seperti yang diharapkan, yaitu sebagai berikut.
  1. Sains merupakan sesuatu yang bernilai dalam „hidup sehat‟ karena pengetahuan masyarakat tentang kebersihan lingkungan dan kesehatan individu dapat mencegah mewabahnya penyakit dan mengendalikan berjangkitnya suatu penyakit.
  2. Meskipun sains terus melaju ke arah kemajuan, tetapi sains tetap peduli dengan „worthy home membership’ melalui pembelajaran tentang fungsi dan keterbatasan listrik, sistem ventilasi, pengoperasian dari berbagai alat di rumah yang digunakan dalam sehari-hari.
  3. Pelajaran sains bermanfaat untuk keperluan pekerjaan khusus dalam kehidupan yang umum (misalnya, biologi, fisika, kimia, fisiologi, kesehatan).
  4. Berkaitan dengan tujuan „kemasyarakatan‟ sains memberikan penghargaan yang lebih terhadap kerja dan kontribusinya dalam memberikan masyarakat kemampuan untuk mengambil peran dalam masyarakat.
  5. Kontribusi sains dalam pemanfaatan waktu luang, misalnya melalui pemahaman tentang optik, dan prinsip kimia dalam fotografi, dan pembuatan observasi yang lebih mendalam tentang alam sambil menjelajahi kawasan atau wilayah atau negara atau pantai.
  6. Studi tentang sains memberikan kontribusi dalam pengembangan etika dan karakter melalui pemahaman yang mendalam tentang konsep kebenaran dan kepercayaan terhadap hukum sebab akibat.


Tujuan yang direkomendasikan oleh komisi tersebut, antara lain, sebagai berikut.
    1. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat umum melalui pendidikan, dengan penyebaran informasi tentang kehidupan sehari-hari, meliputi: kesehatan masyarakat dan personal, pendidikan sex, pengetahuan sanitasi, dan pengetahuan yang membantu masyarakat dalam menggunakan secara benar teknologi modern di rumah dan dalam kehidupan sehari-hari.
    2. Mengembangkan hubungan sains dan keindahan alam.
    3. Menarik minat peserta didik untuk melakukan studi lanjutan tentang sains  dalam mengantisipasi bagi mereka yang memilih karir yang berkaitan dengan sains, sebagai saintis atau ahli lain yang memerlukan pengetahuan sains.
    4. Mengembangkan kemampuan peserta didik mengobservasi, membuat pengukuran yang teliti terhadap suatu fenomena, mengklasifikasikan pengamatan, dan membuat penalaran secara jelas terhadap hasil pengamatan.
    5. Pemahaman yang jelas tentang prinsip-prinsip masing-masing cabang sains, meliputi: fisika, kimia, dan biologi. Masing-masing cabang ini dikembangkan oleh ahlinya masing-masing.
Jadi dapat kita katakan bahwa, pendidikan sains pada hakikatnya adalah membelajarkan peserta didik untuk memahami hakikat sains (proses dan produk serta aplikasinya) mengembangkan sikap ingin tahu, keteguhan hati, dan ketekunan, serta sadar akan nilai- nilai yang ada di dalam masyarakat serta terjadi pengembangan ke arah sikap yang positif.

Pendidikan IPA hendaknya memungkinkan peserta didik mengembangkan potensi positif pada dirinya; dan membiarkan serta memupuknya agar bermekaran „bunga-bunga„ walau pun berbeda tetapi harmonis satu dengan yang lainnya. Pendidikan IPA adalah suatu upaya atau proses untuk membelajarkan siswa untuk memahami hakikat IPA: produk, proses, dan mengembangkan sikap ilmiah serta sadar akan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat untuk pengembangan sikap dan tindakan berupa aplikasi IPA yang positif. Tujuan pendidikan sains dewasa ini mencakup lima dimensi, yaitu dimensi:
      1. Pengetahuan dan pemahaman (scientific information) Dimensi ini mencakup belajar informasi spesifik seperti: fakta, konsep, teori, hukum dan penyelidikan pengetahuan sejarah sains.
      2. Penggalian dan penemuan (exploring and discovering; scientific processes) Dimensi ini beruhubungan dengan penggunaan proses-proses IPA untuk mempelajari bagaimana ahli IPA bekerja dan berpikir. Keterampilan yang harus diajarkan mencakup: mengamati, mendeskripsikan, mengklasifikasi dan mengorganisasikan, mengkomunikasikan, berhipotesis, menguji hipotesis, menginterpretasikan data, penggunaan keterampilan psikomotor, dsb.
      3. Imaginasi dan kreativitas Dimensi ini berhubungan dengan kemampuan memvisualisasikan atau menghasilkan gambaran mental, mengkombinasikan objek dan gagasan dengan cara-cara baru, memecahkan masalah dan teka-teki, menghasilkan ide/gagasan yang tidak biasa.
      4. Sikap dan nilai Pengembangan kepekaan dan penghargaan kepada orang lain. Mengekspresikan perasaan dengan cara yang konstruktif. Mengambil keputusan dengan didasari oleh nilai-nilai individu, sosial, dan isu- isu lingkungan
      5. Penerapamampu mengidentifikasi hubungan konsep ipa dalam penggunaannya dengan kehidupan sehari-hari; memahami prinsip-prinsip ilmiah dan teknologi yang bekerja pada alat-alat rumah tangga; memahami dan menilai laporan-laporan perkembangan ilmiah yang ditulis pada mass media. 
(Sumber: A new Taxsonomy of Science Education)





Muara dari upaya dalam Pendidikan Sains adalah pembentukan kinerja peserta didik yang ditandai dengan pencapaian peserta didik dan sikap peserta didik. Hal ini terjadi karena efek langsung dan efek tidak langsung dari pendekatan yang dipilih dalam membahas Sains bersama peserta didik.


Gambar. Pencapaian dan kinerja siswa

Efek pembelajaran merupakan langsung sebagai hasil belajar, dan efek iringan atau tidak langsung terjadi akibat pendekatan, pengalaman belajar peserta didik. Efek iringan muncul karena IPA/sains memiliki nilai. Nilai-nilai inilah yang diharapkan dapat tumbuh dan berkembang dalam diri peserta didik ketika dan setelah belajar IPA/sains. Nilai-nilai IPA dalam berbagai segi kehidupan itu adalah:
1. Nilai praktis
Tidak diragukan lagi bahwa IPA mempunyai nilai praktis, dimana hasil-hasil penemuan IPA, baik secara langsung atau tidak langsung dapatdigunakan dan dimanfaatkan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya: komputer, robot, mesin cuci, televisi, dan sebagainya. Teknologi yang merupakan hasil- hasil penemuan IPA telah banyak sekali mengasilkan benda-benda yang sangat bermanfaat bagi manusia. Perkembangan dan kemajuan teknologi mengandalkan hasil teknologi mengandalkan hasil penemuan IPA. Demikian pula IPA, memanfaatkan hasil teknologi untuk memecahkan masalah-masalah dan memperoleh penemuan- penemuan baru (contoh: komputer, mikroskop elektron, dan sebagainya). Tidak disangsikan lagi bahwa IPA dan teknologi saling membutuhkan, saling mengisi dan saling membantu untuk bisa terus berkembang.

 2. Nilai intelektual

IPA dengan metode ilmiahnya banyak sekali digunakan untuk memecahkan masalah-masalah, bukan saja masalah yan berkaitan dengan IPA, tetapi masalah-masalah lain yang berkaitan dengan sosial dan ekonomi. Ilmu sosial dan ekonomi banyak menggunakan metode ilmiah dalam memecahkan masalah-masalahnya. Metode ilmiah memberikan kemampuan dan keterampilan kepada manusia untuk dapat memecahkan masalah. Kemampuan ini ternyata memberikan kepuasan khusus kepada manusia. Oleh karena itu IPA dengan metode ilmiahnya mempunyai nilai intelektual.

3. Nilai sosial politik-ekonomi

Negara yang IPA dan Teknologinya maju akan mendapat tempat khusus dalam kedudukan sosial, politik, dan ekonominya. Negara-negara maju seperti Amerika, Inggris, Jerman, Jepang dan sebagainya mendapat kedudukan penting dalam percaturan dunia. Indonesia pernah merintis penggunaan teknologi canggih dengan pembuatan pesawat terbang di IPTN, dan pada waktu itu, negara kita pun mulai diperhitungkan oleh dunia dan membawa dampak terhadap nilai sosial, politik, dan ekonomi.

4. Nilai keagamaan
Ada yang berpendapat bahwa apabila seseorang belajar IPA dan Teknologi terlalu mendalam, maka orang itu akan melakukan hal-hal yang menjurus ke arah negatif, misalnya ingkar kepada Allah SWT. Pendapat ini nampaknya tidak semua benar, karena banyak para ilmuwan IPA yang dahulunya kurang percaya terhadap Agama, sedikit demi sedikit bahkan ada yang sangat mendalami Agama. Mereka ilmuan masih belum bisa mengungkapkan semua fenomena alam yang ada di Bumi dan Jagat Raya ini, mereka manusia memiliki kemampuan terbatas. Mereka menyadari bahwa ada yang menciptakan dan mengatur segala keteraturan yang ada di Jagat Raya ini, dan mereka ilmuan pun semakin yakin dan percaya bahwa ada yang mengatur semua itu yakni Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa. Seorang ilmuan yang beragama akan semakin tebal keimannya, karena kepercayaan terhadap agama tidak hanya didukung leh dogma-dogma, melainkan juga oleh rasio yang ditunjang oleh segala pengamatan yang merupakan manisfestasi kebesaran Allah SWT. Pernyataan yang terkenal yang diungkap oleh ilmuwan besar, seperti Albert Einstein adalah “ Science without religious is blind and religious without science is limp”.

5. Nilai pendidikan

Dalam abad kemajuan IPA dan teknologi ini diperlukan warganegara- warganegara yang melek IPA dan Teknologi Namun sangat disayangkan, masyarakat kita masih banyak yang belum melek IPA dan Teknologi ini. Untuk memecahkan masalah ini merupakan salah tugas pendidik IPA. Guru IPA memiliki tugas untuk membelajarkan siswa dengan baik untuk mencapai tujuan pendidikan IPA saat ini, yaitu menciptakan warganegara yan sadar akan IPA dan Teknologi.

Menurut De Boer (1991:177) orang yang sadar sains adalah “orang yang dapat menggunakan konsep-konsep sains, keterampilan proses sains dan nilai dalam membuat keputusan sehari-hari bila ia berinteraksi dengan orang lain atau lingkungannya dan ia juga memahami hubungan antara sains, teknologi, dan masyarakat, termasuk aspek-aspek perkembangan sosial dan ekonomi”.

Orang yang sadar teknologi menurut M.J. Dyrenfurth (1971) dalam Benny Karyadi (1997:1) dan Poedjiadi (1996:7) mempunyai ciri-ciri : (1) tahu menggunakan dan memelihara produk teknologi; (2) sadar tentang proses teknologi; (3) sadar akan dampak yang ditimbulkan oleh teknologi terhadap manusia dan masyarakat; (4) mampu mengadakan penilaian tentang proses dan produk teknologi; (5) serta mampu menghasilkan teknologi alternatif yang sederhana. Lebih lanjut lagi Poedjiadi (1997:4) merumuskan bahwa sadar sains dan teknologi adalah orang yang memiliki karakteristik: (1) menguasai konsep- konsep sains dan teknologi yang akan meningkatkan kemampuan orang tersebut untuk berpartisipasi secara efektif di masyarakatnya; (2) mampu berpartisipasi, memelihara, dan peduli terhadap kemungkinan dampak negatif dari produk teknologi; (3) kreatif dalam menghasilkan dan memodifikasi produk-produk yang dibutuhkan masyarakat; dan (4) sensitif serta peduli terhadap masalah-masalah lingkungan dan dapat membuat keputusan sehubungan dengan nilai-nilai.

Dari uraian di atas, diharapkan melalui pendidikan IPA diharapkan masyarakat dapat memahami IPA dan menerapkannya dalam kehidupan sehari- hari untuk memecahkan masalah dalam kehidupan. Persoalan banjir, erosi, gizi rendah, kesehatan, dan lain-lain adalah contoh dari ketidakpedulian terhadap IPA dan Teknologi.

Oleh karena itu dalam sistem pendidikan di Indonesia, kurikulum di dorong agar peserta didik dapat berpikir secara benar seperti dalam kaidah dalam hakikat

IPA. Sebagai contoh tujuan pendidikan IPA di SD yang tertuang dalam kurikulum, diarahkan untuk:
  1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
  2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
  3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat.
  4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.
  5. Meningkatkan Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.
  6. Meningkatan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
  7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.


2. Paradigma Budaya dalam Pendidikan Sains

    Kesulitan belajar sains telah menjadi hal yang umum dialami peserta didik di seluruh dunia, baik dunia barat maupun dunia timur. Berbagai upaya telah dilakukan para ahli pendidikan sains termasuk Indonesia untuk meningkatkan hasil belajar sains. Mulai dari upaya membuat kurikulum yang tepat, model belajar, media pembelajaran interaktif, sampai bentuk evaluasi. Tujuan dari upaya tersebut tidak lain yaitu agar dapat menjadikan peserta didik merasa senang belajar sains yang saat ini masih terkesan menyulitkan dan menakutkan.

    Salah satu kendala dalam belajar sains adalah perbedaan cara pandang peserta didik dalam mempelajari sains (worldview) dengan cara pandang para ilmuwan. Perlu adanya jembatan sebagai katalis yang menghubungkan kedua cara tersebut secara cepat. Hal ini secara persepsional menjadikan peserta didik dapat membayangkan sains yang sedang mereka pelajari yang menjadi modal dasar penguasaan sains pada tahap berikutnya.

    Upaya meningkatkan pembelajaran sains di berbagai negara dengan menggunakan perubahan konseptual (conceptual change) yang berdasarkan pandangan konstruktivisme, hingga sekarang ini belum memuaskan. Upaya tersebut bukan berati gagal, namun perlu waktu dan perlu upaya lain agar upaya secara konseptual dapat berhasil. Taylor dan Cobern (1998) telah mengemukakan suatu perspektif baru bagi reformasi pendidikan sains yang disebut ”critical enculturation”, yang mengemukakan pandangan dinamis tentang proses adaptasi budaya yang harus mengenali kebutuhan akomodasi timbal balik tentang keyakinan, nilai, serta praktek-praktek sains modern dan budaya pribumi (Jegede & Aikenhead, 1992:22). Peserta didik yang belajar sains, secara tidak langsung mereka sedang mempelajari dan memperoleh budaya sains. Peserta didik harus menempuh tahapan dari dunia kehidupan sehari-harinya menuju dunia sains yang hendak diperolehnya di sekolah. Derajat persepsi peserta didik tentang pengetahuan sains dapat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan di mana peserta didik itu tinggal dan beraktivitas. Sebagai contoh peserta didik yang dirumahnya sering mengotak-atik mesin mobil, sedikitnya peserta didik tersebut dapat dengan mudah mempelajari konsep rangkaian listrik paralel di sekolah, karena pada sistem mesin mobil terdapat sistem listrik yang dirangkai secara paralel. 
    Contoh lainnya ketika peserta didik hidup dalam lingkungan dunia kedokteran, karena orang tuanya seorang dokter, maka ketika peserta didik ikut terjun dalam dunia yang digeluti oleh orang tuanya walaupun secara tidak langsung, misalkan hanya bertanya, setidaknya peserta didik tersebut akan mudah mempelajari konsep-konsep biologi atau hayati yang ada di sekolah. Dengan demikian lingkungan budaya tempat peserta didik tinggal dan beraktifitas mendukung terbentuknya modal awal persepsi peserta didik dalam belajar di sekolah, khususnya belajar sains.
    Persepsi awal peserta didik yang baik merupakan modal dasar bagi keberhasilan peserta didik memahami sains di sekolah. Keuntungan ini dijelaskan dalam teori belajar konstruktivisme dan STS. Konstruktivisme memanfaatkan persepsi peserta didik untuk menggali pengetahuan. Sedangkan STS memanfaatkan pendekatan teknologi terapan yang ada di masyarakat. Keduanya mempunyai tujuan yang sama, yaitu memahami sains yang pada akhirnya memahami makna sains (Hakikat IPA). 
  Agar peserta didik merasa nyaman dan mudah mempelajari sains, tuangkanlah informasi tentang lingkungan sehari-hari peserta didik untuk menjelaskan fenomena alam secara alamiah. Hal ini akan menjadi jembatan untuk memberikan analogi yang biasanya lebih mudah dipahami peserta didik. Setelah budaya lingkungan peserta didik dituangkan, langkah berikutnya adalah mengidentifikasi dan menggunakan prinsip/toeri/konsep teknologi di dalam komunitas peserta didik. Langkah kedua dapat membangun peserta didik lebih menggali sains secara konten. Dan langkat terakhir adalah mengajarkan nilai-nilai yang tertuang dalam budaya masyarakat yang hubungannya dengan sains dan teknologi. Langkah terakhir ini akan menghantarkan peserta didik memaknai sains (hakikat IPA).
   Tiga langkah di atas dapat menolong peserta didik melewati penghalang budayanya menuju sains sekolah. Oleh karena itu keberhasilan belajar sains bergantung pada bagaimana efektifnya peserta didik bergerak dari budaya kehidupan sehari-harinya menuju budaya sains. Maka implikasi lain bagi pembelajaran sains, menurut Aikenhead (1996, 1997b), Cobern dan Aikenhead (1998) (dalam Ely Djulia) adalah:
  • Membuat lintas batas (border crossing) yang eksplisit untuk anak
  • Memfasilitasi lintas batas itu
  • Melakukan pembelajaran sedemikian rupa sehingga anak: a) beraktifitas menurut kerangka kerja budayanya sendiri dan menurut kerangka kerja sains Barat tanpa menjadi korban budaya; b) terlibat ke dalam budaya keseharian asli anak dan budaya sains dan c) menyadari budaya mana yang sedang mereka jalani
  • Mendukung dan membangun validitas tentang cara-cara membangun pengetahuan baik secara personal maupun kultural
  • Mengajarkan materi sains dan teknologi Barat dalam beragam konteks sains, baik yang menyangkut peran sosial, politik, militer, kolonial, dan peran ekonomis dari sains.




DAFTAR PUSTAKA


Alit Mariana, I M. 2001. Kecenderungan Pendidikan Sains: Pendekatan Science- Technology-Society.             Bandung: Pusat Pengembangan penataran Guru IPA.
 
Bybee, Rodger W. (ed). 1986. 1985 Yearsbook Of The National Science Teachers Association: Science         Technology Society. Washington: National Science Teachers Association.
 
Chalmers, AF. 1980. What is this Thing Called Science? Milton Keynes, England: The Open Unversity            Press.
 
Dahar, R W. 1985. Kesiapan Guru Mengajarkan Sains di Sekolah Dasar ditinjau dari Segi                         Pengembangan Keterampilan Proses Sains. Desertasi meraih gelar doktor Ilmu Kependidikan           dalam         Bidang Pendidikan Sains. Bandung : IKIP. Bandung.

 
DeBoer, George E. 1991. A History of Ideas in Science Education: Implication for Practice. New York:         Teachers College, Columbia University.

 





 

Share:

47 komentar:

  1. Menurut pendapat saya keterkaitan pendidikan IPA dan budaya IPA adalah sama-sama mempelajari tentang hal atau kebiasaan yang terjadi sehari-hari beserta nilai dan dampaknya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Marselina Titin Adelin_2020015160

      Hapus
    2. Menurut pendapat saya Pendidikan IPA memiliki kaitan dengan keseluruhan kurikulum, bahwa terjadinya belajar pada peserta didik merupakan faktor utama yang paling penting dan harus diperhatikan dalam pembelajaran sains. Agar hal ini dapat tercapai, bahasa yang digunakan hendaknya dapat dimengerti oleh peserta didik dan berkesesuaian dengan teknologi yang ada, karena di sekitar kita penuh dengan hasil teknologi; dan memperhatikan tingkat perkembangan kemampuan peserta didik itu sendiri. Batasan yang dikemukakan Kirkham lebih tepat untuk pendidikan sains, sebab memasukkan unsur sikap, yaitu pada elemen konteks individu dan masyarakat, di samping unsur content dan process dari sains. Dalam pendidikan sains unsur sikap sangat penting dikembangkan selain unsur konsep dan proses.Pendidikan IPA hendaknya memungkinkan peserta didik mengembangkan potensi positif pada dirinya; dan membiarkan serta memupuknya agar bermekaran „bunga-bunga„ walau pun berbeda tetapi harmonis satu dengan yang lainnya.

      Peserta didik harus menempuh tahapan dari dunia kehidupan sehari-harinya menuju dunia sains yang hendak diperolehnya di sekolah. Derajat persepsi peserta didik tentang pengetahuan sains dapat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan di mana peserta didik itu tinggal dan beraktivitas. Sebagai contoh peserta didik yang dirumahnya sering mengotak-atik mesin mobil, sedikitnya peserta didik tersebut dapat dengan mudah mempelajari konsep rangkaian listrik paralel di sekolah, karena pada sistem mesin mobil terdapat sistem listrik yang dirangkai secara paralel. Upaya meningkatkan pembelajaran sains di berbagai negara dengan menggunakan perubahan konseptual (conceptual change) yang berdasarkan pandangan konstruktivisme, hingga sekarang ini belum memuaskan. Upaya tersebut bukan berati gagal, namun perlu waktu dan perlu upaya lain agar upaya secara konseptual dapat berhasilTaylor dan Cobern (1998) telah mengemukakan suatu perspektif baru bagi reformasi pendidikan sains yang disebut ”critical enculturation”, yang mengemukakan pandangan dinamis tentang proses adaptasi budaya yang harus mengenali kebutuhan akomodasi timbal balik tentang keyakinan, nilai, serta praktek-praktek sains modern dan budaya pribumi.
      Persepsi awal peserta didik yang baik merupakan modal dasar bagi keberhasilan peserta didik memahami sains di sekolah. Keuntungan ini dijelaskan dalam teori belajar konstruktivisme dan STS. Konstruktivisme memanfaatkan persepsi peserta didik untuk menggali pengetahuan. Sedangkan STS memanfaatkan pendekatan teknologi terapan yang ada di masyarakat. Keduanya mempunyai tujuan yang sama, yaitu memahami sains yang pada akhirnya memahami makna sains (Hakikat IPA).

      Hapus
    3. Nama : Delanu Yiska Aprila
      Nim : 2020015135
      Menurut saya, hubungan atau keterkaitan antar pendidian IPA dan Budaya IPA memiliki keterkaitan atau hubungan yang sangat kuat. Karena pendidikan Ipa dan Budaya Ipa memiliki arah tujuan yang sama, jadi keberhasilan belajar sains bergantung pada bagaimana efektifnya peserta didik bergerak dari budaya kehidupan sehari-harinya menuju budaya sains,

      Hapus
  2. Budaya IPA merupakan hal yang berkaitan dengan ilmu sains yang berasal dari lingkungan atau kebiasaan sehari-hari siswa, dari kehidupan sehari-hari yang mencerminkan perilaku, pemahaman, atau proses mengenai sains atau penerapan sains itu sendiri dalam kehidupan sehari-hari dapat menjembatani dan mempermudah siswa menuju pemahaman akan ilmu sains. Maka dari itu, dari proses penerimaan budaya sains yang diterima siswa melalui lingkungannya atau kehidupan sehari-harinya akan membantu siswa untuk lebih memahami ilmu sains dan mendalami makna sains atau hakikat IPA saat memperoleh ilmu sains lewat pendidikan IPA.
    Hanifta Rahmawati_2020015152

    BalasHapus
  3. Nama Anita Puspitasari
    Nim : 2020015138

    BalasHapus
  4. Sitiawantara 2020015142
    Menurut saya, Hubungan pendidikan IPA dan budaya IPA yakni memiliki tujuan pembelajaran yang sama pembelajaran sains. Agar hal ini dapat tercapai, bahasa yang digunakan hendaknya dapat dimengerti oleh peserta didik dan berkesesuaian dengan teknologi yang ada, karena di sekitar kita penuh dengan hasil teknologi; dan memperhatikan tingkat perkembangan kemampuan peserta didik itu sendiri.Untuk itu pendidikan IPa dan Budaya Ipa memiliki hubungan yang erat karena masih mencakup lingkungan sains.

    BalasHapus
  5. Menurut pendapat saya Pendidikan IPA memiliki kaitan dengan keseluruhan kurikulum, bahwa terjadinya belajar pada peserta didik merupakan faktor utama yang paling penting dan harus diperhatikan dalam pembelajaran sains. Agar hal ini dapat tercapai, bahasa yang digunakan hendaknya dapat dimengerti oleh peserta didik dan berkesesuaian dengan teknologi yang ada, karena di sekitar kita penuh dengan hasil teknologi; dan memperhatikan tingkat perkembangan kemampuan peserta didik itu sendiri. Batasan yang dikemukakan Kirkham lebih tepat untuk pendidikan sains, sebab memasukkan unsur sikap, yaitu pada elemen konteks individu dan masyarakat, di samping unsur content dan process dari sains. Dalam pendidikan sains unsur sikap sangat penting dikembangkan selain unsur konsep dan proses.Pendidikan IPA hendaknya memungkinkan peserta didik mengembangkan potensi positif pada dirinya; dan membiarkan serta memupuknya agar bermekaran „bunga-bunga„ walau pun berbeda tetapi harmonis satu dengan yang lainnya.

    Peserta didik harus menempuh tahapan dari dunia kehidupan sehari-harinya menuju dunia sains yang hendak diperolehnya di sekolah. Derajat persepsi peserta didik tentang pengetahuan sains dapat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan di mana peserta didik itu tinggal dan beraktivitas. Sebagai contoh peserta didik yang dirumahnya sering mengotak-atik mesin mobil, sedikitnya peserta didik tersebut dapat dengan mudah mempelajari konsep rangkaian listrik paralel di sekolah, karena pada sistem mesin mobil terdapat sistem listrik yang dirangkai secara paralel. Upaya meningkatkan pembelajaran sains di berbagai negara dengan menggunakan perubahan konseptual (conceptual change) yang berdasarkan pandangan konstruktivisme, hingga sekarang ini belum memuaskan.

    Persepsi awal peserta didik yang baik merupakan modal dasar bagi keberhasilan peserta didik memahami sains di sekolah. Keuntungan ini dijelaskan dalam teori belajar konstruktivisme dan STS. Konstruktivisme memanfaatkan persepsi peserta didik untuk menggali pengetahuan. Sedangkan STS memanfaatkan pendekatan teknologi terapan yang ada di masyarakat. Keduanya mempunyai tujuan yang sama, yaitu memahami sains yang pada akhirnya memahami makna sains (Hakikat IPA).

    BalasHapus
  6. Salam dan bahagia,
    Nama : Anggun Yuliana Sephia Ningrum
    NIM : 2020015147
    Menurut pendapat saya, hubungan atau keterkaitan antara pendidikan IPA dan Budaya IPA adalah membelajarkan peserta didik untuk memahami hakikat sains (proses dan produk serta aplikasinya), mengembangkan sikap ingin tahu, keteguhan hati, dan ketekunan, serta sadar akan nilai- nilai yang ada di dalam masyarakat serta terjadi pengembangan ke arah sikap yang positif. Dengan cara menuangkan informasi tentang lingkungan sehari-hari peserta didik untuk menjelaskan fenomena alam secara alamiah, mengidentifikasi dan menggunakan prinsip/toeri/konsep teknologi di dalam komunitas peserta didik dan mengajarkan nilai-nilai yang tertuang dalam budaya masyarakat yang hubungannya dengan sains dan teknologi. Tiga langkah di atas dapat menolong peserta didik melewati penghalang budayanya menuju sains sekolah. Oleh karena itu keterkaitan dan keberhasilan belajar sains bergantung pada bagaimana efektifnya peserta didik bergerak dari budaya kehidupan sehari-harinya menuju budaya sains.
    Terimakasih
    Salam.

    BalasHapus
  7. Nama: Lingga Fahuari Aji
    Nim: 2020015157

    IPA merupakan ilmu sains atau ilmu pengetahuan tentang alam atau ilmu pengetahuan yang mempelajari fenomena alam yang ada di kehidupan. keterkaitan pendidikan IPA dan Budaya IPA yaitu Peserta didik yang belajar sains, secara tidak langsung mereka sedang mempelajari dan memperoleh budaya sains. Peserta didik harus menempuh tahapan dari dunia kehidupan sehari-harinya menuju dunia sains yang hendak diperolehnya di sekolah. Derajat persepsi peserta didik tentang pengetahuan sains dapat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan di mana peserta didik itu tinggal dan beraktivitas. contohnya peserta didik ketika berada di rumah sering menanam sayuran, sering menanam bunga, maka ketia dia di sekolah di sudah tau cara merawat tanaman di sekolah dengan baik, dan ketika di sekolah pengetahuan baru peserta didik yang sudah di dapatkan maka dia akan menerapakan nya di kehidupan sehari-hari. oleh sebab itu pembelajaran IPA harus mengacu pada pembelajaran yang memberikan contoh secara langsung dalam kehidupan.

    BalasHapus
  8. Nama: Sri Rahayu
    Nim: 2020015122

    Menurut pendapat saya, hubungan dan keterkaitan antara pendidikan IPA dan budaya IPA adalah pada hakikatnya membelajarkan peserta didik untuk memahami hakikat sains (proses dan produk serta aplikasinya) mengembangkan sikap ingin tahu, keteguhan hati, dan ketekunan, serta sadar akan nilai- nilai yang ada di dalam masyarakat serta terjadi pengembangan ke arah sikap yang positif. Agar hal ini dapat tercapai, bahasa yang digunakan dalam pembelajaran IPA hendaknya dapat dimengerti oleh peserta didik dan berkesesuaian dengan teknologi yang ada, karena di sekitar kita penuh dengan hasil teknologi, dan memperhatikan tingkat perkembangan kemampuan peserta didik itu sendiri. Peserta didik harus menempuh tahapan dari dunia kehidupan sehari-harinya, persepsi peserta didik tentang pengetahuan sains dapat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan di mana peserta didik itu tinggal dan beraktivitas.

    BalasHapus
  9. Nama : Andini
    Nim : 2020015123

    Menurut pendapat saya keterkaitan pendidikan IPA dan budaya IPA adalah sama-sama memiliki tujuan pembelajaran yang sama, seperti membelajarkan peserta didik untuk memahami hakikat sains (proses, dan produk serta aplikasinya) mengembangkan sikap ingin tahu, keteguhan hati, dan ketekunan, serta sadar akan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat serta terjadi pengembangan ke arah sikap yang positif. Oleh karena itu pendidikan IPA dan budaya IPA memiliki hubungan atau keterkaitan yang erat dalam memahami sain.

    BalasHapus
  10. Nama: Septin warni zebua
    NIM: 2020015349

    Menurut saya hubungan pendidikan IPA dan budaya IPA adalah saling memberikan pemahaman dan pengetahuan terkait sains. Pemahaman inilah yang dimaksudkan dengan pendidikan IPA, dimana dalam mengenalkan pendidikan IPA maka perlu adanya budaya, budaya IPA misalnya bertanya, rasa penasaran, dan rasa ingin mengetahui sesuatu hal yang ia sering lakukan di kehidupan sehari-hari. Dari kebiasaan inilah pendidikan IPA dapat diperoleh, sehingga siswapun menjadi paham dan bertambah pengetahuannya terkait IPA.
    Terimakasih, salam

    BalasHapus
  11. Nama : Nurul Ramadhani
    nim 2020015131
    Menurut pendapat saya, hubungan dan keterkaitan antara pendidikan IPA dan budaya IPA adalah pada hakikatnya membelajarkan peserta didik untuk memahami hakikat sains (proses dan produk serta aplikasinya) mengembangkan sikap ingin tahu, keteguhan hati, dan ketekunan, serta sadar akan nilai- nilai yang ada di dalam masyarakat serta terjadi pengembangan ke arah sikap yang positif. Agar hal ini dapat tercapai, bahasa yang digunakan dalam pembelajaran IPA hendaknya dapat dimengerti oleh peserta didik dan berkesesuaian dengan teknologi yang ada, karena di sekitar kita penuh dengan hasil teknologi, dan memperhatikan tingkat perkembangan kemampuan peserta didik itu sendiri.

    BalasHapus
  12. Nama: Riska Dwi Anjani
    Nim: 2020015145

    Menurut saya, Hubungan pendidikan IPA dan budaya IPA adalah memiliki tujuan pembelajaran yang sama pembelajaran sains. Agar hal ini dapat tercapai, bahasa yang digunakan hendaknya dapat dimengerti oleh peserta didik dan berkesesuaian dengan teknologi yang ada, karena di sekitar kita penuh dengan hasil teknologi, dan memperhatikan tingkat perkembangan kemampuan peserta didik itu sendiri. Peserta didik harus menempuh tahapan dari dunia kehidupan sehari-harinya, persepsi peserta didik tentang pengetahuan sains dapat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan di mana peserta didik itu tinggal dan beraktivitas. Maka dari itu pendidikan IPA dan Budaya IPA memiliki hubungan yang erat karena masih mencakup lingkungan sains.

    BalasHapus
  13. Menurut saya, hubungan atau keterkaitan antar pendidian IPA dan Budaya IPA memiliki keterkaitan atau hubungan yang sangat kuat. Karena pendidikan Ipa dan Budaya Ipa memiliki arah tujuan yang sama, jadi keberhasilan belajar sains bergantung pada bagaimana efektifnya peserta didik bergerak dari budaya kehidupan sehari-harinya menuju budaya sains.

    BalasHapus
  14. Nama : Eka Fitriani Annisa
    Nim : 2020015124

    Menurut saya Hubungan pendidikan IPA dan budaya IPA adalah memahami hakikat sasins, Pendidikan IPA hendaknya memungkinkan peserta didik mengembangkan potensi positif pada dirinya; Pendidikan IPA adalah suatu upaya atau proses untuk membelajarkan siswa untuk memahami hakikat IPA: produk, proses, dan mengembangkan sikap ilmiah serta sadar akan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat untuk pengembangan sikap dan tindakan berupa aplikasi IPA yang positif. Tujuan pendidikan sains dewasa ini mencakup lima dimensi, salah satunya yaitu, Pengetahuan dan pemahaman (scientific information) Dimensi ini mencakup belajar informasi spesifik seperti: fakta, konsep, teori, hukum dan penyelidikan pengetahuan sejarah sains. Sedangkan budaya ipa adalah upaya yang dilakukan para ahli pendidikan sains untuk meningkatkan hasil belajar sains. Mulai dari upaya membuat kurikulum yang tepat, model belajar, media pembelajaran interaktif, sampai bentuk evaluasi. Tujuan dari upaya tersebut tidak lain yaitu agar dapat menjadikan peserta didik merasa senang belajar sains yang saat ini masih terkesan menyulitkan dan menakutkan. Peserta didik yang belajar sains, secara tidak langsung mereka sedang mempelajari dan memperoleh budaya sains. Peserta didik harus menempuh tahapan dari dunia kehidupan sehari-harinya menuju dunia sains yang hendak diperolehnya di sekolah. Derajat persepsi peserta didik tentang pengetahuan sains dapat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan di mana peserta didik itu tinggal dan beraktivitas.

    BalasHapus
  15. Yustika Selvia (2020015158)

    Menurut saya pendidikan IPA dengan budaya IPA saling memiliki hubungan atar berkaitan satu sama lain. Hubungan antara keduanya yaitu keduanya sama-sama memberikan pemahaman serta pengetahuan mengenai sains. Pemahaman inilah yang nantinya dikatakan sebagai pendidikan IPA. Dengan adanya pendidikan IPA sendiri nantinya akan membentuk budaya IPA itu yang dimana penerapannya dilakukan dikehidupan sehari-hari. Budaya IPA yang biasa ditemui di kehidupan sehari-hari yaitu kebiasaan bertanya dan rasa ingin tahu. Dari kebiasaan tersebutlah maka akan diperoleh pendidikan IPA. Hal tersebut yang menegaskan bahwa pendidikan IPA berhubungan dan berkaitan dengan budaya IPA.

    BalasHapus
  16. Husna Fatia
    2020015156
    Budaya tidak hanya ada dimasyarakat tetapi juga pendidikan. Hal tersebut mengingat manusia saat ini yang lebih lama waktu di sekolah. Budaya masyarakat yang perlu dipelajari di dunia pendidikan agar budaya masyarakat tidak berhenti dan dapat berlanjut ke generasi berikutnya. Selain itu, budaya juga dapat digunakan untuk mencetak generasi muda yang berakhlak mulia serta sesuai dengan nilai dan norma masyarakat.

    IPA sebagai salah satu mata pelajaran yang memiliki peran penting dalam membentuk karakter peserta didik. Pembelajaran IPA dalam pendidikan juga tidak lepas dari unsur budaya.

    BalasHapus
  17. Nama : Merlinda Safera
    NIM : 2020015155
    Menurut pendapat saya, keterkaitan pendidikan IPA dengan Budaya IPA adalah keduannya satu kesatuan untuk mengembangkan dan membelajarkan siswa tentang hakikat IPA sebenarnya. Dari kebiasaan sehari-hari yang dilakukan oleh siswa (budaya kehidupan) tersebut akan secara alamiah membentuk siswa menuju budaya IPA. Sebab, siswa yang belajar atau menerapkan pendidikan IPA dalam kehidupan sehari-hari untuk memecahkan masalahan kehidupan akan secara tidak langsung juga sedang belajar dan mendapatkan budaya IPA. Siswa harus menempuh tahapan dari dunia kehidupan sehari-harinya supaya mudah untuk menuju dunia IPA secara lebih luas yang akan ia peroleh di bangku sekolah nantinya.

    BalasHapus
  18. Nama : Galuh Andria Lestari
    NIM : 2020015127
    Kelas : 4D

    Menurut saya, keterkaitan antara Pendidikan IPA dan Budaya IPA adalah awal mula peserta didik mengerti pendidikan IPA adalah melalui Budaya IPA. Sehingga dapat dikatakan bawa Budaya IPA adalah pijakan pertama untuk memahami pendidikan IPA tersebut. Sebagai contoh, seperti yang dijelaskan pada bacaan ketika peserta didik hidup dalam lingkungan dunia kedokteran, karena orang tuanya seorang dokter, maka ketika peserta didik ikut terjun dalam dunia yang digeluti oleh orang tuanya walaupun secara tidak langsung, misalkan hanya bertanya, setidaknya peserta didik tersebut akan mudah mempelajari konsep-konsep biologi atau hayati yang ada di sekolah.

    BalasHapus
  19. Nama : Nirvana
    Nim : 2020015295
    Kelas : 4H
    Menurut saya keterkaitan pendidikan IPA dan budaya IPA adalah mendorong peserta didik untuk memahami hakikat sains (proses dan produk serta aplikasinya), mengembangkan sikap ingin tahu, keteguhan hati, dan ketekunan, serta sadar akan nilai- nilai yang ada di dalam masyarakat serta terjadi pengembangan ke arah sikap yang positif. Dan juga dimana keduanya mengkaji tentang hal atau kebiasaan yang terjadi di kehidupan sehari-hari beserta nilai dan dampaknya. Serta juga keduanya mempunyai tujuan yang sama, yaitu memahami sains yang pada akhirnya memahami makna sains (Hakikat IPA).

    BalasHapus
  20. Nama : Riski Amaliyah
    Nim : 2020015309
    Kelas : 4H

    Keterkaitan antara pendidikan IPA dengan budaya IPA, yaitu pendidikan yang memberikan pengetahuan mengenai sains, pendidikan sains pada hakikatnya adalah membelajarkan peserta didik untuk memahami hakikat sains (proses dan produk serta aplikasinya) mengembangkan sikap ingin tahu, keteguhan hati, dan ketekunan, serta sadar akan nilai- nilai yang ada di dalam masyarakat serta terjadi pengembangan ke arah sikap yang positif. Pendidikan IPA hendaknya memungkinkan peserta didik mengembangkan potensi positif pada dirinya, Agar peserta didik merasa nyaman dan mudah mempelajari sains, diberikan informasi tentang lingkungan sehari-hari peserta didik untuk menjelaskan fenomena alam secara alamiah. Setelah budaya lingkungan peserta didik dituangkan, langkah berikutnya adalah mengidentifikasi dan menggunakan prinsip/toeri/konsep teknologi di dalam komunitas peserta didik. Langkah kedua dapat membangun peserta didik lebih menggali sains secara konten dan langkat terakhir adalah mengajarkan nilai-nilai yang tertuang dalam budaya masyarakat yang hubungannya dengan sains dan teknologi,Langkah terakhir ini akan menghantarkan peserta didik memaknai sains (hakikat IPA).keberhasilan belajar sains bergantung pada bagaimana efektifnya peserta didik bergerak dari budaya kehidupan sehari-harinya menuju budaya sains.

    BalasHapus
  21. Nama : Sri Ismi Ayu Ningsi
    Nim : 2020015310
    Kelas :4H
    Menurut saya, keterkaitan antara pendidikan IPA dan budaya IPA Hubungan antara keduanya yaitu keduanya sama-sama memberikan pemahaman serta pengetahuan mengenai sains. Dengan adanya pendidikan IPA nantinya akan membentuk budaya IPA dimana penerapannya dilakukan dikehidupan sehari-hari. Tujuan pembelajaran sains seperti mengajarkan peserta didik untuk memahami hakikat sains (proses, dan produk serta aplikasinya) mengembangkan rasa ingin tahu, keteguhan hati, dan ketekunan, serta sadar akan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat.

    BalasHapus
  22. Salam dan bahagia
    NAMA : ANDI WANDA APRILIA PUTRI
    NIM : 2020015293
    KELAS: 4H

    Menurut saya, hubungan atau keterkaitan pendidikan IPA dan budaya IPA adalah saling memiliki hubungan serta berkaitan satu sama lain. Dimana Hubungan antara keduanya sama-sama memberikan pemahaman serta pengetahuan mengenai sains, Dimana IPA sebagai salah satu mata pelajaran yang memiliki peran penting dalam membentuk karakter peserta didik serta Pembelajaran IPA dalam pendidikan juga tidak lepas dari unsur budaya.
    Peserta didik yang belajar sains, secara tidak langsung mereka sedang mempelajari dan memperoleh budaya sains. Peserta didik harus menempuh tahapan dari dunia kehidupan sehari-harinya menuju dunia sains yang hendak diperolehnya di sekolah. Derajat persepsi peserta didik tentang pengetahuan sains dapat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan di mana peserta didik itu tinggal dan beraktivitas. Sebagai contoh peserta didik yang dirumahnya sering mengotak-atik mesin mobil, sedikitnya peserta didik tersebut dapat dengan mudah mempelajari konsep rangkaian listrik paralel di sekolah, karena pada sistem mesin mobil terdapat sistem listrik yang dirangkai secara paralel.
    Contoh lainnya ketika peserta didik hidup dalam lingkungan dunia kedokteran, karena orang tuanya seorang dokter, maka ketika peserta didik ikut terjun dalam dunia yang digeluti oleh orang tuanya walaupun secara tidak langsung, misalkan hanya bertanya, setidaknya peserta didik tersebut akan mudah mempelajari konsep-konsep biologi atau hayati yang ada di sekolah. Dengan demikian lingkungan budaya tempat peserta didik tinggal dan beraktifitas mendukung terbentuknya modal awal persepsi peserta didik dalam belajar di sekolah, khususnya belajar sains.
    Persepsi awal peserta didik yang baik merupakan modal dasar bagi keberhasilan peserta didik memahami sains di sekolah. Keuntungan ini dijelaskan dalam teori belajar konstruktivisme dan STS. Konstruktivisme memanfaatkan persepsi peserta didik untuk menggali pengetahuan. Sedangkan STS memanfaatkan pendekatan teknologi terapan yang ada di masyarakat. Keduanya mempunyai tujuan yang sama, yaitu memahami sains yang pada akhirnya memahami makna sains (Hakikat IPA).
    Terimakasih, salam.

    BalasHapus
  23. Nama : Mazro'atul Habibah
    Nim : 2020015329

    Menurut pendapat saya, pendidikan IPA dan budaya IPA sama-sama mengkaji mengenai sains. Keduanya memiliki tujuan yang sama sehingga saling berkaitan erat. Pendidikan IPA dan budaya IPA sama sama mendorong peserta didik untuk memahami hakikat sains (proses dan produk serta aplikasinya), mengembangkan sikap ingin tahu, keteguhan hati, dan ketekunan, serta sadar akan nilai- nilai yang ada di dalam masyarakat serta terjadi pengembangan ke arah sikap yang positif. Dan juga dimana keduanya mengkaji tentang hal atau kebiasaan yang terjadi di kehidupan sehari-hari beserta nilai dan dampaknya. Serta juga keduanya mempunyai tujuan yang sama, yaitu memahami sains yang pada akhirnya memahami makna sains (Hakikat IPA). Oleh karena itu dapat kita simpulkan bahwa pendidikan IPA dan budaya IPA saling berkaitan satu sama lain.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Muh. Fikri
      NIM : 2020015294

      Pendidikan IPA dan budaya IPA saling berkaitan karena kedunya mengkaji tentang sains. Pendidikan IPA dan budaya IPA keduanya memberikan ilmu kepada peserta didik untuk memahami hakikat dari sains mengembangkan sikap ingin tahu, keteguhan hati, dan ketekunan, serta sadar akan nilai- nilai yang ada di dalam masyarakat serta terjadi pengembangan ke arah sikap yang positif. Agar hal ini dapat tercapai, bahasa yang digunakan dalam pembelajaran IPA cara menyampaikan kepada peserta didik harus mudah di pahami oleh peserta didik dan berkesesuaian dengan teknologi yang ada, karena di sekitar kita penuh dengan hasil teknologi, dan memperhatikan tingkat perkembangan kemampuan peserta didik itu sendiri.

      Hapus
  24. Nama : Widya Ayu Larasati
    nim : 2020015287
    kelas :4H
    menurut saya, keterkaitan pendidikan IPA dan Budaya IPA yaitu peserta didik yang belajar sains, secara tidak langsung mereka telah mempelajari dan memperoleh budaya sains. Kaitannya dengan keseluruhan kurikulum, bahwa terjadinya belajar pada peserta didik merupakan faktor utama yang paling penting dan harus diperhatikan dalam pembelajaran sains. dengan ini prestasi peserta didik pengetahuan sains dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sekitarnya. melalui pendidikan IPA diharapkan masyarakat dapat memahami IPA dan menerapkannya dalam kehidupan sehari- hari untuk memecahkan masalah dalam kehidupan.

    BalasHapus
  25. NAMA : NABILA KHOIRUNNISA MANDAYANI
    NIM : 200015306

    Keterkaitan atau hubungan antara pendidikan IPA dan budaya IPA yaitu sama sama membantu peserta didik dalam memahami sains dengan cara yang lebih mudah, alami dan berkaitan dengan kehidupannya di masyarakat. Dengan zaman yang semakin akrab dengan teknologi, perkembangan sains pun tidak jauh hubungannya dengan teknologi. Diharapkan itu dapat mempermudah pemahaman dan pembelajarn peserta didik. Jika pembelajaran sains dilakukan dengan mudah dan menyenangkan maka dalam belajar pun anak menjadi lebih cepat paham. Pembelajaran sains bukan lagi dipandang sebagai pembelajaran yang menyulitkan dan membingungkan. Setelah mempelajari IPA diharapkan peserta didik dapat memahami dan menerapkan ilmu tersebut dalam kehidupan sehari hari untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya seperti banjir, erosi, dan lain lain.

    BalasHapus
  26. Nama : Marinda Arnelia Damanik
    Nim : 2020015291
    Kelas : 4H
    Menurut saya saya keterkaitan pendidikan IPA dan budaya IPA adalah Pendidikan IPA memiliki kaitan dengan keseluruhan kurikulum dan sama-sama mempelajari tentang hal atau kebiasaan yang terjadi sehari-hari beserta nilai dan dampaknya dan pendidikan IPA dan budaya IPA sama2 mengkaji mengenai sains.

    BalasHapus
  27. Normalita Kurnia S
    2020015317
    4H PGSD

    Budaya tidak hanya ada dimasyarakat tetapi juga pendidikan. Hal tersebut mengingat manusia saat ini yang lebih banyak menghabiskan waktu di sekolah. Budaya masyarakat perlu dipelajari di dunia pendidikan agar budaya masyarakat yang ada tidak putus dan terhenti sehingga dapat berlanjut ke generasi berikutnya. Selain itu, budaya juga dapat digunakan untuk mencetak generasi-generasi muda yang berakhlak mulia serta sesuai dengan nilai dan norma masyarakat.

    IPA sebagai salah satu mata pelajaran yang memiliki peran penting dalam membentuk karakter peserta didik. Pembelajaran IPA dalam pendidikan juga tidak lepas dari unsur budaya. Unsur budaya sendiri ada tujuh yaitu sistem religius, sistem organisasi masyarakat, sistem pengetahuan, sistem mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem bahasa dan sistem kesenian. Unsur-unsur dalam pendidikan IPA

    BalasHapus
  28. Nama: Cindy Mutiara Indah Sari
    Nim: 2020015327

    Menurut saya hubungan antara pendidikan ipa dan budaya ipa itu saling berkaitan, seperti yang sudah tertulis di blog yaitu peserta didik yang belajar sains, secara tidak langsung mereka sedang mempelajari dan memperoleh budaya sains.Peserta didik harus menempuh tahapan dari dunia kehidupan sehari-harinya menuju dunia sains yang hendak diperolehnya di sekolah. Sehingga budaya ipa merupakan suatu `alat` bagi peserta didik dalam memperoleh atau mempelajari pendidikan IPA itu sendiri. Budaya IPA yang baik akan memberikan persepsi awal peserta didik yang baik tentang pendidikan IPA , sehingga dengan budaya ipa yang baik maka akan memberikan modal dasar dalam mencapai keberhasilan pembelajaran IPA di sekolah.

    BalasHapus
  29. Kaitannya dengan keseluruhan kurikulum, bahwa terjadinya belajar pada peserta didik merupakan faktor utama yang paling penting dan harus diperhatikan dalam pembelajaran sains. Agar hal ini dapat tercapai, bahasa yang digunakan hendaknya dapat dimengerti oleh peserta didik dan berkesesuaian dengan teknologi yang ada, karena di sekitar kita penuh dengan hasil teknologi; dan memperhatikan tingkat perkembangan kemampuan peserta didik itu sendiri. Batasan yang dikemukakan Kirkham lebih tepat untuk pendidikan sains, sebab memasukkan unsur sikap, yaitu pada elemen konteks individu dan masyarakat, di samping unsur content dan process dari sains. Dalam pendidikan sains unsur sikap sangat penting dikembangkan selain unsur konsep dan proses. Pendidikan IPA hendaknya memungkinkan peserta didik mengembangkan potensi positif pada dirinya; dan membiarkan serta memupuknya agar bermekaran „bunga-bunga„ walau pun berbeda tetapi harmonis satu dengan yang lainnya. Pendidikan IPA adalah suatu upaya atau proses untuk membelajarkan siswa untuk memahami hakikat IPA: produk, proses, dan mengembangkan sikap ilmiah serta sadar akan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat untuk pengembangan sikap dan tindakan berupa aplikasi IPA yang positif.

    BalasHapus
  30. NAMA: NURUL ANNISA
    NIM: 2020015313

    menurut saya Kaitannya dengan keseluruhan kurikulum, bahwa terjadinya belajar pada peserta didik merupakan faktor utama yang paling penting dan harus diperhatikan dalam pembelajaran sains. Agar hal ini dapat tercapai, bahasa yang digunakan hendaknya dapat dimengerti oleh peserta didik dan berkesesuaian dengan teknologi yang ada, karena di sekitar kita penuh dengan hasil teknologi; dan memperhatikan tingkat perkembangan kemampuan peserta didik itu sendiri. Batasan yang dikemukakan Kirkham lebih tepat untuk pendidikan sains, sebab memasukkan unsur sikap, yaitu pada elemen konteks individu dan masyarakat, di samping unsur content dan process dari sains. Dalam pendidikan sains unsur sikap sangat penting dikembangkan selain unsur konsep dan proses. Pendidikan IPA hendaknya memungkinkan peserta didik mengembangkan potensi positif pada dirinya; dan membiarkan serta memupuknya agar bermekaran „bunga-bunga„ walau pun berbeda tetapi harmonis satu dengan yang lainnya. Pendidikan IPA adalah suatu upaya atau proses untuk membelajarkan siswa untuk memahami hakikat IPA: produk, proses, dan mengembangkan sikap ilmiah serta sadar akan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat untuk pengembangan sikap dan tindakan berupa aplikasi IPA yang positif.

    BalasHapus
  31. Nama : Ivana Nurulia Khasanah
    NIM : 2020015324
    Kelas : 4H
    Prodi : PGSD

    Setelah membaca materi dari blog ini, saya dapat mengetahui hubungan atau keterkaitan antar pendidikan IPA dan Budaya IPA. Menurut saya, hubungan atau keterkaitan antar pendidikan IPA dan Budaya IPA yaitu saling berkaitan. Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa peserta didik yang belajar sains, secara tidak langsung mereka sedang mempelajari dan memperoleh budaya sains. Derajat persepsi peserta didik tentang pengetahuan sains dapat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan di mana peserta didik itu tinggal dan beraktivitas. Dengan demikian lingkungan budaya tempat peserta didik tinggal dan beraktifitas mendukung terbentuknya modal awal persepsi peserta didik dalam belajar di sekolah, khususnya belajar sains. Peserta didik harus menempuh tahapan dari dunia kehidupan sehari-harinya menuju dunia sains yang hendak diperolehnya di sekolah. Oleh karena itu, keberhasilan belajar sains bergantung pada bagaimana efektifnya peserta didik bergerak dari budaya kehidupan sehari-harinya menuju budaya sains.

    BalasHapus
  32. Radiatul Adewiyah
    2020015298
    4H

    Menurut saya Hubungan pendidikan IPA dan budaya IPA adalah pembelajaran sains (IPA) memiliki peran strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, antara lain melalui pembekalan keterampilan dan kebiasaan berpikir secara ilmiah, keterampilan berpikir tingkat tinggi, dan kemampuan analisis masalah kompleks dalam kehidupan. Pembelajaran sains juga dapat dijadikan sebagai wahana untuk membangun moral, karakter dan akhlak mulia, untuk melandasi pendidikan nasional ke depan yang diwarnai dengan tekanan atau mainstream pada pembentukan watak (character building) dan perilaku. Pendidikan dan kebudayaan merupakan sesuatu yang selalu hadir dalam kehidupan sehari-hari karena budaya merupakan kesatuan dan menyeluruh yang berlaku dalam suatu masyarakat. Karakteristik pembelajaran sains, yang bila diterapkan dengan benar dapat menyentuh berbagai " nilai " yang diperlukan dalam pembentukan karakter peserta didik, memiliki hubungan dengan berbagai konsep dalam berbagai disiplin ilmu, dan bersifat dinamis. Berbagai " nilai " diharapkan muncul sebagai hasil akhir pembelajaran sains, sehingga pembelajaran sains bukan hanya pemindahan pengetahuan semata, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai kehidupan yang tersembunyi di dalamnya.

    BalasHapus
  33. Nama : Divania Yurisafira
    Nim : 2020015325

    Menurut saya, hubungan keterkaitan IPA dan Budaya IPA memiliki hubungan yang saling keterkaitan. Pendidikan yang memberikan pengetahuan mengenai sains, pendidikan sains pada hakikatnya adalah membelajarkan peserta didik untuk memahami hakikat sains (proses dan produk serta aplikasinya) mengembangkan sikap ingin tahu, keteguhan hati, dan ketekunan, serta sadar akan nilai- nilai yang ada di dalam masyarakat serta terjadi pengembangan ke arah sikap yang positif. Pendidikan IPA memiliki kaitan dengan keseluruhan kurikulum, bahwa terjadinya belajar pada peserta didik merupakan faktor utama yang paling penting dan harus diperhatikan dalam pembelajaran sains. Membangun peserta didik untuk lebih menggali sains secara lengkap dan menerapkannya kedalam kehidupan sehari hari. Nilai-nilai yang ada dalam budaya masyarakat yang hubungannya dengan sains dan teknologi. yang nantinya akan menghantarkan peserta didik memaknai sains (hakikat IPA). Keberhasilan belajar sains sangat bergantung pada bagaimana keefektifan peserta didik bergerak dari budaya kehidupan sehari-harinya menuju ke budaya sains.

    BalasHapus
  34. Nama : Dea Amalia Putri
    NIM : 2020015305
    Kelas : 4 H

    Hubungannya yaitu, IPA sebagai salah satu mata pelajaran yang memiliki peran penting dalam membentuk karakter peserta didik. Pembelajaran IPA dalam pendidikan juga tidak lepas dari unsur budaya. Unsur budaya sendiri ada tujuh yaitu sistem religius, sistem organisasi masyarakat, sistem pengetahuan, sistem mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem bahasa dan sistem kesenian. Budaya IPA perlu dipelajari di dunia pendidikan agar budaya IPA yang ada tidak putus dan terhenti sehingga dapat berlanjut ke generasi berikutnya. Selain itu, budaya juga dapat digunakan untuk mencetak generasi-generasi muda yang berakhlak mulia serta sesuai dengan nilai dan norma masyarakat.

    BalasHapus
  35. Nama : Syarif Pradana
    NIM : 2020015300
    Kelas : 4HMenurut pendapat saya, hubungan dan keterkaitan antara pendidikan IPA dan budaya IPA adalah pada hakikatnya membelajarkan peserta didik untuk memahami hakikat sains (proses dan produk serta aplikasinya) mengembangkan sikap ingin tahu, keteguhan hati, dan ketekunan, serta sadar akan nilai- nilai yang ada di dalam masyarakat serta terjadi pengembangan ke arah sikap yang positif.

    BalasHapus
  36. Nama : Lilis Setyaningsih
    NIM : 2020015322

    Setelah membaca tentang hakikat pendidikan IPA dan Budaya IPA dalam blog ini dapat saya simpulkan Hubungan atau keterkaitan antar pendidikan IPA dan Budaya IPA keduanya saling beriringan karena dalam mempelajari sains secara tidak langsung peserta didik juga mempelajari budaya sains. Dalam hal tersebut Peserta didik dapat mempelajarinya melalui kehidupan sehari-hari menuju pembelajaran sains yang akan dipelajari di sekolah karena pengetahuan sains sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan peserta didik tinggal atau beraktivitas yang akan menjadi modal dasar bagi keberhasilan memahami sains di sekolah. Pendidikan sains pada hakikatnya membelajarkan peserta didik untuk memahami hakikat sains dengan mengembangkan sikap ingin tahu, keteguhan hati, ketekunan, serta sadar akan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dengan mengembangkan kearah yang positif. Dengan demikian peserta didik akan lebih mudah dalam mempelajari sains dengan menggali pengetahuan tentang lingkungan sehari-hari untuk dapat menjelaskan fenomena alam secara ilmiah, memanfaatkan teknologi terapan dengan mengidentifikasi teori atau konsep yang ada dalam lingkungan peserta didik dengan menggali sains secara konten, serta mengajarkan nilai-nilai budaya masyarakat yang berhubungan dengan sains dan teknologi untuk memaknai hakikat IPA. Oleh karena itu Keberhasilan dalam pendidikan IPA bergantung pada efektifnya peserta didik bergerak dari budaya sehari-hari menuju budaya sains.

    BalasHapus
  37. NAMA :Indy Meilia Ruriarti
    NIM :2020015288
    KELAS :4H

    Jadi, hubungan antara pendidikan IPA dan budaya IPA yaitu mengembangkan potensi pada peserta didik untuk memahami tentang sains, mengembangkan sikap ingin tahu, dan mengembangkan kea rah sikap yang positif. Selain itu budaya IPA juga penting dipelajari untuk membelajarkan siswa untuk memahami hakikat IPA. Melalui pembelajaran ini dapat mengatasi kendala siswa dalam belajar sains. Perlu adanya jembatan sebagai katalis yang menghubungkan kedua cara tersebut secara cepat. Hal ini secara persepsional menjadikan peserta didik dapat membayangkan sains yang sedang mereka pelajari yang menjadi modal dasar penguasaan sains pada tahap berikutnya. Untuk memudahkan peserta didik merasa nyaman dan mudah mempelajari sains, maka hubungan antara Pendidikan dan budaya IPA sangatlah erat.

    BalasHapus
  38. Keterkaitan antara pendidikan IPA dan Budaya IPA yaitu keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam bidang sains. Dari keduanya, masing masing memiliki faktor utama dan perlu diperhatikan dalam pembelajaran sains yaitu kurikulum. Siswa yang mempelajari pendidikan IPA, secara tidak langsung mereka juga sedang mempelajari budaya IPA. Pendidikan IPA ini erat hubungannya dengan lingkungan dan hal itu merupakan tahapan yang harus ditempuh oleh siswa dari kehidupan sehari-hari untuk menuju dunia sains yang hendak diperoleh di sekolah. Pengetahuan sains ini dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dimana siswa itu tinggal dan beraktivitas.

    BalasHapus
  39. NAMA:DEFINA MULYANTI
    NIM:2020015315
    KELAS:4H

    Keterkaitan antara pendidikan IPA dan Budaya IPA yaitu keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam bidang sains. Dari keduanya, masing masing memiliki faktor utama dan perlu diperhatikan dalam pembelajaran sains yaitu kurikulum. Siswa yang mempelajari pendidikan IPA, secara tidak langsung mereka juga sedang mempelajari budaya IPA. Pendidikan IPA ini erat hubungannya dengan lingkungan dan hal itu merupakan tahapan yang harus ditempuh oleh siswa dari kehidupan sehari-hari untuk menuju dunia sains yang hendak diperoleh di sekolah. Pengetahuan sains ini dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dimana siswa itu tinggal dan beraktivitas.

    BalasHapus
  40. Sulfiyanti-2020015299-4H

    yang dapat saya simpulkan mengenai hubungan antara hakikat pembelajaran IPA dan budaya IPA yaitu sebgai berikut :

    1. budaya IPA merupakan jembatan siswa dalam mempelajari materi IPA. hal ini dikarenakan dalam budaya IPAlah kita mengetahui bagaimana dan harus seperti apa dalam mempelajari IPA

    2. pembelajaran IPA merupakan sumber pengetahuan yang nantinya akan diterapkan dalam keseharian yang nantinya akan menjadi kebiasaan yang kemudian akan berkembang menjadi sebuah kebudayaan. misalnya di dalam IPA kita mempelajari tentang pencemaran lingkungan. hal tersebut akan mengantarkan kita pada sebuah pemahaman bahwasanya kita harus menjaga lingkungan agar tidak tercemar, dengan cara tidak membuang sampah pada tempatnya. dimana nantinya kita akan terbiasa membuang sampah pada tempatnya. kegiatan tersebut nantinya akan berkembang menjadi sebuah kebudayaan ketika masyarakat luas juga turut melakukan hal tersebut.

    3. kebudayaan IPA merupakan sarana penting bagi pembelajaran IPA. seperti ajaran KI HAJAR DEWANTARA mengenai trilogi pendidikan. dimana pendidikan pertama berasal dari lingkunagn keluarga. nah, hal tersebut juga berlaku dalam hubungan antara budaya ipa dan pembelajaran IPA. misalnya saja ketika anak tumbuh dilingkungan yang senantiasa menerapkan materi-materi IPA (misal : PHBS) maka anak tersebut juga akan tumbuh dengan kebiasaan yang diterapkan keluarganya. contoh lainnya ialah ketika anak memiliki keluarga seorang tenaga medis secara maka anak tersebut juga akan mempelajari IPA secara tidak langsung. contoh lainnya ialah ketika anak tersebut memiliki keluarga yang sakit maka anak tersebut secara tersebut tanpa sadar akan mempelajari gejala-gejala ataupun ciri-ciri dari penyakit tersebut.

    BalasHapus
  41. Nuur Ghina Sari_2020015149_4D
    Menurut saya, pendidikan IPA dan Budaya IPA saling memiliki keterkaitan. Keduanya sama-sama memiliki tujuan yang sama, selain itu Pendidikan IPA dan Budaya IPA sama-sama memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai sains. Keduanya juga mengkaji mengenai hal atau kebiasaan yang terjadi dikehidupan sehari-hari serta nilai-nilai yang terdapat didalamnya dan dampak-dampaknya.

    BalasHapus
  42. NIM: 2020015319
    Menurut saya pendidikan IPA adalah suatu upaya atau proses untuk membelajarkan siswa untuk memahami hakikat IPA: produk, proses, dan mengembangkan sikap ilmiah serta sadar akan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat untuk pengembangan sikap dan tindakan berupa aplikasi IPA yang positif sehingga Kaitannya Pendiidkan IPA dengan Budaya IPA adalah dengan adanya keseluruhan kurikulum, bahwa terjadinya belajar pada peserta didik merupakan faktor utama yang paling penting dan harus diperhatikan dalam pembelajaran sains. Agar hal ini dapat tercapai, bahasa yang digunakan hendaknya dapat dimengerti oleh peserta didik dan berkesesuaian dengan teknologi yang ada, karena di sekitar kita penuh dengan hasil teknologi; dan memperhatikan tingkat perkembangan kemampuan peserta didik itu sendiri. Batasan yang dikemukakan Kirkham lebih tepat untuk pendidikan sains, sebab memasukkan unsur sikap, yaitu pada elemen konteks individu dan masyarakat, di samping unsur content dan process dari sains. Dalam pendidikan sains unsur sikap sangat penting dikembangkan selain unsur konsep dan proses.Pendidikan IPA dengan budaya IPA sama-sama mempelajari tentang pengembangan peserta didik dalam mempelajari ilmu sains.

    BalasHapus

Cari Blog Ini

Arsip Blog

Diberdayakan oleh Blogger.

LANDASAN TEORITIS DAN EMPIRIS PEMBELAJARAN IPA TERPADU SD

  LANDASAN TEORITIS DAN EMPIRIS PEMBELAJARAN IPA TERPADU SD Oleh: Elyas Djufri   Bagaimana Proses Pembelajaran IPA? Dalam memahami I...

Recent Posts

HOME